INFORMASI OBAT DAN MAKANAN

menu

Monday, 4 June 2018

Serba Serbi Produk Kelor


Produk pangan dan jenis pangan olahan baru akan terus berkembang, apalagi Kota Yogyakarta sebagai kota destinasi wisata, terjadi pertumbuhan teknologi maupun jenis pangan yang diproduksi oleh pelaku usaha. Baru-baru ini sedang booming makanan dan produk olahan dari daun Kelor mulai dari sayur bobor, minuman bubuk, keripik,  bubuk tabur, jus, dan lain-lainnya. Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian batang 7—11 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau; bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, juga dapat disayur. Nama umum Indonesia : Kelor, limaran (Jawa) Inggris : Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree Melayu : kalor, merunggai, sajina Vietnam : Chùm ngây Thailand : ma-rum Pilipina : Malunggay (Sumber : Wikipedia bahasa Indonesia). Pada awalnya masyarakat menanam Kelor dimanfaatkan hanya sebatas untuk rambatan atau tajar dan tanaman pagar. Seiring perkembangan pengetahuan banyak masyarakat yang mengakui dan meyakini manfaat Kelor bagi kesehatan.


Produk Kelor telah disepakati masuk kedalam Obat Tradisional  karena ada efek farmakologisnya. Bentuk sediaan Obat Tradsional yang dapat dibuat berupa kapsul, rajangan, tablet atau serbuk, dengan perizinan di Badan POM (POM TR  diikuti angka 9 digit). Sedangkan jika masuk kategori produk pangan, juga diperbolehkan karena pengolahannya sederhana dan  risiko rendah, asalkan tidak mencantumkan klaim khasiat. Perizinan produk pangan Kelor bisa dilakukan ke Dinas Kesehatan kabupaten/ kota (PIRT diikuti 15 digit angka).

Produk Kelor di pasaran banyak yang sudah berizin edar, baik sebagai obat tradisional (misalnya Sari Daun Kelor, Ekstrak Daun Kelor, Kapsul Daun Kelor,dll), maupun sebagai produk pangan (misalnya Madu Daun Kelor, Minuman Kelor, Wedang Kelor, dll). Produk Obat Tradisional Daun Kelor biasanya berklaim dapat digunakan untuk memelihara kesehatan. Izin edar produknya BPOM TR (diikuti angka 9 digit angka) dapat dicek di website Badan POM www.pom.go.id atau melalui aplikasi android Cek BPOM.

Secara empiris, daun Kelor bermanfaat sebagai berikut :
1. membantu meredakan demam, caranya : kulit batang Kelor ditumbuk dan dipanaskan lalu diletakkan diatas perut.
2. membantu mengurangi gatal pada kulit seperti kurap, daun Kelor yang masih hijau diremas-remas ditangan dengan sedikit kapur hingga keluar cairan kental yang berwarna hijau kekuningan, cairan ini lalu dioleskan pada kulit yang sakit.
(Sumber : Heyne K Tumbuhan berguna Indonesia, Jakarta : Yayasan Sarana Wana Jaya; 1987)
Kandungan dalam 100 gram daun Kelor (Moringa Oleiferalam) kering mengandung Vitamin A (10 kali lebih banyak daripada wortel), Vitamin C (12 kali lebih banyak daripada jeruk), Kalsium (17 kali lebih banyak daripada pisang), Zat Besi (25 kali lebih banyak daripada Bayam) dan Protein (9 kali lebih banyak daripada Youghurt).(Sumber : Fuglie, 1999, Revised in 2001 and publised as The Miracle Tree : The Multiple Attributer of Moringo, pp 172).

Ditulis oleh : Wulandari, STP
Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) BBPOM di Yogyakarta
Jl. Tompeyan, Tegalrejo, Yogyakarta
WA : 085290057373        

No comments:

Post a Comment