INFORMASI OBAT DAN MAKANAN

menu

Sunday, 15 August 2021

Mengenal Antibiotik dan Perannya Bagi Kesehatan

Balai  Besargawas Obat dan Makanan di Yogyakarta



 

1.    Tema yang diangkat kali ini adalah “Mengenal Antibiotik dan Perannya Bagi Kesehatan Mengapa Balai POM tertarik untuk mengangkat tema ini?

Ø  World Health Organization (WHO) menetapkan tanggal 18 – 24 November 2020 sebagai Pekan Peduli Antimikroba Sedunia. Pekan Peduli Antibiotik Sedunia ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian akan resistensi antimikroba. Sejak tahun 2020, istilah antimikroba, alih-alih antibiotik, dipilih untuk merepresentasikan cakupan obat yang lebih luas. Golongan antimikroba mencakup obat-obat antibiotik (untuk membunuh bakteri), antivirus, antiparasit, dan antijamur.

Ø  Dalam penggunaan obat-obat golongan antimikroba, salah satu isu yang krusial adalah resistensi obat. Persoalan resistensi obat antibiotik sudah menjadi masalah sejak lama. Namun, akhir-akhir ini permasalahan resistensi ini bertambah dengan terjadinya resistensi obat antivirus, antiparasit, dan antijamur (WHO, 2020).

Ø  WHO sudah menetapkan bahwa resistensi antimikroba termasuk dalam 10 besar masalah kesehatan global. Resistensi antimikroba dapat menyebabkan infeksi semakin sulit diobati, serta meningkatkan risiko penyebaran penyakit, peningkatan keparahan penyakit, dan kematian. Diperlukan informasi mengenai antibiotik agar masyarakat dapat menggunakan secara tepat dan bijak. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab BPOM untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat. Tujuan lainnya sejalan dengan dukungan BPOM untuk berkoordinasi dengan lintas sektor terkait upaya menanggulangi resistensi antimicrobial khususnya di wilayah DI Yogyakarta.

2.    Antibiotik digunakan untuk penyakit apa saja?

Ø  Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang biak di dalam tubuh. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus, seperti flu maupun Covid-19

Ø  Penentuan antibiotik didasarkan berdasarkan peta kuman dan kultur dari bakteri penyebabnya. Dokter akan memilih antibiotik yang paling efektif membasmi jenis bakteri tersebut. Selain itu, terdapat faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih antibiotik, Antara lain: Seberapa parah infeksi.

 

3.    Apakah infeksi bakteri bisa sembuh sendiri?

Ø  Infeksi bakteri atau bahkan virus bisa sembuh dengan sendirinya tanpa obat antibiotik, apalagi kalau memiliki kekebalan tubuh yang juga kuat

Ø  Umumnya, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, sinusitis, infeksi telinga, pneumonia, dan sepsis. Antibiotik tidak efektif digunakan untuk mengobati penyakit infeksi lain selain infeksi bakteri, misalnya infeksi virus dan jamur.

4.    Bagaimana cara kerja antibiotik dalam membunuh bakteri?

Ø  Mekanisme kerja antibiotik dalam membunuh bakteri terjadi lewat beberapa cara yaitu: Menghancurkan dinding tubuh bakteri, Mengganggu proses reproduksi bakteri, Menghentikan produksi protein dari bakteri.

5.    Kenapa dokter selalu memberi antibiotik?

Ø  Antibiotik akan diberikan oleh dokter jika dokter mencurigai adanya infeksi bakteri yang tidak dapat disembuhkan tanpa pemberian antibiotik, infeksi yang dapat menginfeksi orang lain, infeksi yang dapat sembuh dengan lebih cepat jika diberikan antibiotik yang tepat, dan infeksi yang dapat menyebabkan komplikasi

Ø  Penentuan antibiotik didasarkan berdasarkan peta kuman dan kultur dari bakteri penyebabnya. Dokter akan memilih antibiotik yang paling efektif membasmi jenis bakteri tersebut. Selain itu, terdapat faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih antibiotik, Antara lain: Seberapa parah infeksi.

6.    Kenapa antibiotik tidak boleh diberikan sembarangan?

Ø  Mengonsumsi antibiotik sebaiknya dilakukan sesuai petunjuk dokter. Apabila dikonsumsi sembarangan, antibiotik bukannya bisa menyembuhkan penyakit, tetapi justru menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Antibiotik adalah kelompok obat yang dapat membasmi dan mencegah pertumbuhan bakteri penyebab penyakit atau infeksi.

7.    Bagaimana aturan minum antibiotik yang benar?

a)    Selalu minum antibiotik sesuai anjuran dokter.

b)    Selalu beli sejumlah obat antibiotik sesuai yang diresepkan dokter (jangan lebih, jangan kurang).

c)    Selalu habiskan antibiotik sesuai anjuran resep, bahkan jika sudah merasa lebih baik kondisinya.

8.    Berapa hari antibiotik membunuh bakteri?

Ø  Seberapa cepat kesembuhan setelah mendapatkan pengobatan antibiotik bervariasi. Hal itu juga tergantung pada jenis infeksi yang akan diatasi. Kebanyakan antibiotik harus diminum selama 7-14 hari.

9.    Apakah boleh tidak menghabiskan antibiotik?

Ø  Tergantung pada gejala dan tanda-tanda yang muncul, antibiotik biasanya diresepkan untuk penggunaan 7-14 hari. Jika berhenti minum antibiotik sebelum waktu yang ditetapkan oleh dokter, WHO mengungkapkan bahwa dapat berisiko mengalami resistensi antibiotik.

10.  Apakah pengertian efek samping antibiotika berupa resistensi?

Ø  Resistensi antibiotik adalah kondisi saat bakteri penyebab penyakit telah kebal terhadap bahan-bahan yang terdapat pada obat antibiotik. Hal ini membuat bakteri tersebut semakin sulit dibasmi dan terus tumbuh, menyebabkan penyakit jadi semakin sulit untuk disembuhkan.

Ø  Resistensi antibiotika atau disebut sebagai resistensi antimikroba (antimicrobial resistance) adalah kondisi yang terjadi bila kuman atau mikroorganisme seperti bakteria, virus, jamur, dan parasit berubah sehingga memiliki kemampuan untuk membuat obat-obat untuk mengobati infeksi menjadi tidak efektif.

11.  Kenapa di Indonesia terjadi resistensi bakteri?

Ø  Sebagai bentuk antisipasi, masyarakat harus memahami tiga hal utama penyebab timbulnya mikroorganisme resisten, yaitu; Pertama, penggunaan yang tidak tepat pada manusia, seperti penggunaan antibiotik untuk penyakit non-bakterial, pasien tidak patuh atau tidak menjalankan program terapi.

12.  Mengapa dapat terjadi resistensi mikrobia terhadap antibiotik?

Ø  Bakteri bisa menjadi resisten terhadap antibiotik jika gen bakteri berubah atau bakteri mendapat gen yang resistan terhadap obat dari bakteri lain. Semakin lama dan semakin sering antibiotik digunakan, risikonya yaitu obat tersebut akan semakin tidak efektif dalam melawan bakteri.

13.  Bagaimana terjadinya resistensi antibiotik?

Ø  Resistensi bakteri terhadap agen antimikroba disebabkan oleh tiga mekanisme umum, yaitu: (1) obat tidak mencapai target, (2) obat tidak aktif, atau (3) target tempat antibiotik bekerja diubah. Hal ini menjadi penyebab kegagalan obat untuk mencapai target.

14.  Bolehkah berganti antibiotik?

Ø  Tidak boleh menggunakan antibiotik sekalipun gejalanya sama, secara berulang tanpa datang ke dokter, sangat tidak dianjurkan untuk berbagi antibiotik dengan orang lain, sekalipun penyakit orang tersebut mirip dengan yang terjadi pada diri kita. Hal ini dilakukan guna menghindari efek samping antibiotik yaitu resistensi antibiotik.

15.  Pernyataan penutup

Ø  Antibiotik akan diberikan oleh dokter jika dokter mencurigai adanya infeksi bakteri yang tidak dapat disembuhkan tanpa pemberian antibiotik, infeksi yang dapat menginfeksi orang lain, infeksi yang dapat sembuh dengan lebih cepat jika diberikan antibiotik yang tepat, dan infeksi yang dapat menyebabkan komplikasi. Dokter akan memilih antibiotik yang paling efektif membasmi jenis bakteri tersebut serta pertimbangan seberapa parah infeksi. Tidak semua penyakit dapat diobati dengan antibiotik atau antivirus, karena bila daya tahan kuat tidak perlu mengkonsumsi antibiotik atau antivirus. Berikut tips untuk mencegah resistensi antibiotik

a)  Jangan minum antibiotik untuk virus seperti flu karena antibiotik tidak bekerja melawan virus.

b)  Jangan menyimpan antibiotik untuk waktu kita sakit berikutnya.

c)  Minumlah antibiotik persis seperti yang ditentukan oleh dokter.

d)  Jangan melewatkan dosis.

e)  Membeli antibiotik di Apotek dengan resep dokter, serta tidak membeli secara online tanpa resep dokter

Masyarakat dapat menghubungi Contact Center HALO BPOM 1-500-533, SMS 0812-1-9999-533, e-mail halobpom@pom.go.id atau Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar  POM di Yogyakarta Telp. 0274 552250, Wa/sms 08112543633, Email ulpkyogya@pom.go.id

                                                                                                            BBPOM di Yogyakarta 

No comments:

Post a Comment