Balai Besargawas
Obat dan Makanan di Yogyakarta
1. Tema yang
diangkat kali ini adalah “Mengenal
Antibiotik dan Perannya Bagi Kesehatan” Mengapa Balai POM
tertarik untuk mengangkat tema ini?
Ø
World Health
Organization
(WHO) menetapkan tanggal 18 – 24 November 2020 sebagai Pekan Peduli Antimikroba
Sedunia. Pekan Peduli Antibiotik Sedunia ini bertujuan untuk meningkatkan
kepedulian akan resistensi antimikroba. Sejak tahun 2020, istilah antimikroba,
alih-alih antibiotik, dipilih untuk merepresentasikan cakupan obat yang lebih
luas. Golongan antimikroba mencakup obat-obat antibiotik (untuk membunuh
bakteri), antivirus, antiparasit, dan antijamur.
Ø Dalam penggunaan
obat-obat golongan antimikroba, salah satu isu yang krusial adalah resistensi
obat. Persoalan resistensi obat antibiotik sudah menjadi masalah sejak lama.
Namun, akhir-akhir ini permasalahan resistensi ini bertambah dengan terjadinya
resistensi obat antivirus, antiparasit, dan antijamur (WHO, 2020).
Ø WHO sudah menetapkan
bahwa resistensi antimikroba termasuk dalam 10 besar masalah kesehatan global.
Resistensi antimikroba dapat menyebabkan infeksi semakin sulit diobati, serta
meningkatkan risiko penyebaran penyakit, peningkatan keparahan penyakit, dan
kematian. Diperlukan informasi mengenai antibiotik agar masyarakat dapat
menggunakan secara tepat dan bijak. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab
BPOM untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat. Tujuan
lainnya sejalan dengan dukungan BPOM untuk berkoordinasi dengan lintas sektor
terkait upaya menanggulangi resistensi antimicrobial khususnya di wilayah DI
Yogyakarta.
2. Antibiotik
digunakan untuk penyakit apa saja?
Ø Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah
infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri
berkembang biak di dalam tubuh. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk
mengatasi infeksi akibat virus, seperti flu maupun Covid-19
Ø Penentuan antibiotik didasarkan berdasarkan peta kuman dan kultur dari
bakteri penyebabnya. Dokter akan memilih antibiotik yang paling efektif
membasmi jenis bakteri tersebut. Selain itu, terdapat faktor lain yang menjadi
pertimbangan dalam memilih antibiotik, Antara lain: Seberapa parah infeksi.
3. Apakah
infeksi bakteri bisa sembuh sendiri?
Ø Infeksi bakteri atau bahkan virus bisa sembuh dengan sendirinya tanpa obat
antibiotik, apalagi kalau memiliki kekebalan tubuh yang juga kuat
Ø Umumnya, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi penyakit
akibat infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, sinusitis, infeksi
telinga, pneumonia, dan sepsis. Antibiotik
tidak efektif digunakan untuk mengobati penyakit infeksi lain selain infeksi
bakteri, misalnya infeksi virus dan jamur.
4. Bagaimana
cara kerja antibiotik dalam membunuh bakteri?
Ø Mekanisme kerja antibiotik dalam membunuh bakteri terjadi lewat beberapa
cara yaitu: Menghancurkan dinding tubuh bakteri, Mengganggu proses reproduksi
bakteri, Menghentikan produksi protein dari bakteri.
5. Kenapa
dokter selalu memberi antibiotik?
Ø Penentuan antibiotik didasarkan berdasarkan peta kuman dan kultur dari
bakteri penyebabnya. Dokter akan memilih antibiotik yang paling efektif
membasmi jenis bakteri tersebut. Selain itu, terdapat faktor lain yang menjadi
pertimbangan dalam memilih antibiotik, Antara lain: Seberapa parah infeksi.
6. Kenapa
antibiotik tidak boleh diberikan sembarangan?
Ø Mengonsumsi antibiotik sebaiknya dilakukan sesuai petunjuk dokter. Apabila
dikonsumsi sembarangan, antibiotik bukannya bisa menyembuhkan penyakit, tetapi
justru menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Antibiotik adalah kelompok obat
yang dapat membasmi dan mencegah pertumbuhan bakteri penyebab penyakit atau
infeksi.
7. Bagaimana
aturan minum antibiotik yang benar?
a)
Selalu minum antibiotik sesuai anjuran dokter.
b)
Selalu beli sejumlah obat antibiotik sesuai yang diresepkan
dokter (jangan lebih, jangan kurang).
c)
Selalu habiskan antibiotik sesuai anjuran resep,
bahkan jika sudah merasa lebih baik kondisinya.
8. Berapa
hari antibiotik membunuh bakteri?
Ø Seberapa cepat
kesembuhan setelah mendapatkan pengobatan antibiotik bervariasi. Hal itu juga tergantung pada jenis infeksi
yang akan diatasi. Kebanyakan antibiotik
harus diminum selama 7-14 hari.
9. Apakah
boleh tidak menghabiskan antibiotik?
Ø Tergantung pada
gejala dan tanda-tanda yang muncul, antibiotik
biasanya diresepkan untuk penggunaan 7-14 hari. Jika berhenti minum antibiotik sebelum waktu yang ditetapkan oleh
dokter, WHO mengungkapkan bahwa dapat berisiko mengalami resistensi antibiotik.
10. Apakah
pengertian efek samping antibiotika berupa resistensi?
Ø Resistensi antibiotik adalah kondisi saat bakteri penyebab penyakit telah
kebal terhadap bahan-bahan yang terdapat pada obat antibiotik. Hal ini membuat bakteri tersebut semakin sulit dibasmi
dan terus tumbuh, menyebabkan penyakit jadi semakin sulit untuk disembuhkan.
Ø
Resistensi
antibiotika atau disebut sebagai resistensi antimikroba (antimicrobial
resistance) adalah kondisi yang terjadi bila kuman atau mikroorganisme seperti
bakteria, virus, jamur, dan parasit berubah sehingga memiliki kemampuan untuk
membuat obat-obat untuk mengobati infeksi menjadi tidak efektif.
11. Kenapa di
Indonesia terjadi resistensi bakteri?
Ø Sebagai bentuk
antisipasi, masyarakat harus memahami tiga hal utama penyebab timbulnya
mikroorganisme resisten, yaitu; Pertama, penggunaan yang tidak tepat pada
manusia, seperti penggunaan antibiotik untuk penyakit non-bakterial, pasien
tidak patuh atau tidak menjalankan program terapi.
12.
Mengapa dapat terjadi resistensi mikrobia terhadap
antibiotik?
Ø Bakteri bisa menjadi resisten terhadap antibiotik jika gen bakteri berubah
atau bakteri mendapat gen yang resistan terhadap obat dari bakteri lain.
Semakin lama dan semakin sering antibiotik digunakan, risikonya yaitu obat
tersebut akan semakin tidak efektif dalam melawan bakteri.
13.
Bagaimana terjadinya resistensi antibiotik?
Ø Resistensi bakteri terhadap agen antimikroba disebabkan oleh tiga mekanisme
umum, yaitu: (1) obat tidak mencapai target, (2) obat tidak aktif, atau (3)
target tempat antibiotik bekerja diubah. Hal ini menjadi penyebab kegagalan
obat untuk mencapai target.
14.
Bolehkah berganti antibiotik?
Ø Tidak boleh
menggunakan antibiotik sekalipun gejalanya sama, secara berulang tanpa datang
ke dokter, sangat tidak dianjurkan untuk berbagi antibiotik dengan orang lain,
sekalipun penyakit orang tersebut mirip dengan yang terjadi pada diri kita. Hal
ini dilakukan guna menghindari efek samping antibiotik yaitu resistensi
antibiotik.
15.
Pernyataan penutup
Ø Antibiotik akan
diberikan oleh dokter jika dokter mencurigai adanya infeksi bakteri yang tidak
dapat disembuhkan tanpa pemberian antibiotik, infeksi yang dapat menginfeksi
orang lain, infeksi yang dapat sembuh dengan lebih cepat jika diberikan
antibiotik yang tepat, dan infeksi yang dapat menyebabkan komplikasi. Dokter akan memilih antibiotik yang paling efektif membasmi jenis bakteri
tersebut serta pertimbangan seberapa parah infeksi. Tidak semua penyakit dapat diobati dengan antibiotik atau antivirus, karena
bila daya tahan kuat tidak perlu mengkonsumsi antibiotik atau antivirus.
Berikut tips untuk mencegah resistensi antibiotik
a) Jangan
minum antibiotik untuk virus seperti flu karena antibiotik tidak bekerja
melawan virus.
b) Jangan
menyimpan antibiotik untuk waktu kita sakit berikutnya.
c) Minumlah
antibiotik persis seperti yang ditentukan oleh dokter.
d) Jangan
melewatkan dosis.
e) Membeli
antibiotik di Apotek dengan resep dokter, serta tidak membeli secara online
tanpa resep dokter
Masyarakat dapat menghubungi Contact Center HALO
BPOM 1-500-533, SMS 0812-1-9999-533, e-mail halobpom@pom.go.id atau
Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar POM di Yogyakarta Telp. 0274 552250, Wa/sms 08112543633, Email ulpkyogya@pom.go.id
BBPOM di Yogyakarta
No comments:
Post a Comment