Tahun penuh tantangan, menjadi kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi yang terjadi akibat pandemi covid-19. Kondisi dengan penuh ketidakpastian oleh sebab perubahan dalam keseluruhan aspek yang terjadi dalam waktu cepat melahirkan situasi yang serba ambigu dan kompleks. Tidak hanya sektor sosial ekonomi yang terdampak tetapi sektor politik juga mengalami hal yang sama. Sehingga ketiga sektor utama yang terdampak tersebut tidak ada pilihan lain kecuali melakukan perubahan secara mendasar agar dapat bertahan.
Beberapa pengalaman pelaku ekonomi dalam menentukan
strategi menghadapi krisis covid-19 disaat sebagian besar pelaku ekonomi
lainnya tumbang memberikan pelajaran penting tentang tiga nilai utama yaitu
adaptasi, kolaborasi dan inovasi.
Adaptasi dilakukan untuk melakukan pergeseran dalam
model, proses maupun strategi bisnisnya. Bagaimana pembatasan sosial dan
aktifitas masyarakat melahirkan kebiasaan baru dalam penggunaan perangkat
digital yang awalnya lebih banyak untuk kepentingan sosial sekarang menjadi salah satu perangkat
utama dalam sistem ekonomi.
Kolaborasi terjadi ketika para pelaku ekonomi sadar bahwa
bahwa mereka sama sama terbatas, sehingga untuk mengatasi keterbatasan tersebut
maka kolaborasi menjadi satu satunya jalan. Karena aku terbatas, anda
terbatas maka kita harus kerjasama guna
menghadapi keterbatasan tersebut.
Inovasi dilakukan karena tuntutan pasar yang berubah.
Perubahan perilaku konsumen oleh sebab adanya pandemi mendorong lahirnya
model bisnis baru, produk baru dan
kebiasaan baru. Model bisnis baru dirancang dengan mengganti, menggabungkan, mengadopsi,
menyesuaikan, menghilangkan, atau bahkan
menata ulang secara keseluruhan model
bisnis yang lama.
Selaras dengan reformasi birokrasi yang menjadi suatu
kewajiban instansi pemerintah sebagai bentuk praktik baik dalam menjalankan
pemerintahan agar wujud pemerintahan yang bersih dengan berorientasi pada
pelayanan publik, maka Aparatur sipil negara sebagai pelaku utama dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dituntut untuk memahami perubahan. Dari pelaku
ekonomi kita dapat belajar bahwa adanya pandemi mendorong lahirnya perilaku
baru, kebiasaan baru yang kemudian
melahirkan kebutuhan kebutuhan baru dan untuk memenuhi lahirnya kebutuhan baru
tersebut, yang dilakukan sektor ekonomi adalah adaptasi, kolaborasi dan
inovasi.
Disisi sosial banyak pelajaran yang bisa kita ambil
tentang bagaiaman kearifan lokal mampu menguatkan masyarakat dalam menghadapi
pandemi covid-19 baik melalui tindakan preventif, promotive penanggulangan
covid-19 maupun gerakan solidaritas kepada yang terdampak covid-19. Adanya
kesadaran kolektif, partisipasi, kebersamaan, gotong royong dan musyawarah
menjadi kekuatan besar dalam mencapai tujuan bersama. Jika nilai nilai tersebut
kita jadikan sebagai pegangan dan menjadi jalan hidup berorganisasi tentunya
reformasi birokrasi akan mampu berjalan secara harmonis, menjadi nafas bagi
semua ASN yang mampu memberikan perubahan pola layanan pemerintah menjadi lebih
baik.
Berawal dari kesadaran kolektif akan pentingnya reformasi
birokrasi, menjadikan penuntun langkah bagi ASN. Dengan partisipasi atau
keterlibatan ASN disemua lini maka roda reformasi akan berjalan secara
harmonis, dengan kebersamaan dan gotong royong reformasi akan menjadi suatu hal
yang ringan untuk dijalankan. Dengan musyawarah kita bisa memastikan reformasi
birokrasi menjadi kepentingan dan kebutuhan bersama.
No comments:
Post a Comment