INFORMASI OBAT DAN MAKANAN

menu

Sunday, 7 August 2022

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI, MELALUI REFLEKSI TATANAN BARU PANDEMI COVID 19

Tahun penuh tantangan, menjadi kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi yang terjadi akibat pandemi covid-19. Kondisi dengan penuh ketidakpastian oleh sebab perubahan dalam keseluruhan aspek yang terjadi dalam waktu cepat melahirkan situasi yang serba ambigu dan kompleks. Tidak hanya sektor sosial ekonomi yang terdampak tetapi sektor politik juga mengalami hal yang sama.  Sehingga ketiga sektor utama yang terdampak tersebut tidak ada pilihan lain kecuali melakukan perubahan secara mendasar agar dapat bertahan.

Beberapa pengalaman pelaku ekonomi dalam menentukan strategi menghadapi krisis covid-19 disaat sebagian besar pelaku ekonomi lainnya tumbang memberikan pelajaran penting tentang tiga nilai utama yaitu adaptasi, kolaborasi dan inovasi.

Adaptasi dilakukan untuk melakukan pergeseran dalam model, proses maupun strategi bisnisnya. Bagaimana pembatasan sosial dan aktifitas masyarakat melahirkan kebiasaan baru dalam penggunaan perangkat digital yang awalnya lebih banyak untuk kepentingan  sosial sekarang menjadi salah satu perangkat utama dalam sistem ekonomi.

Kolaborasi terjadi ketika para pelaku ekonomi sadar bahwa bahwa mereka sama sama terbatas, sehingga untuk mengatasi keterbatasan tersebut maka kolaborasi menjadi satu satunya jalan. Karena aku terbatas, anda terbatas  maka kita harus kerjasama guna menghadapi keterbatasan tersebut.

Inovasi dilakukan karena tuntutan pasar yang berubah. Perubahan perilaku konsumen oleh sebab adanya pandemi mendorong lahirnya model  bisnis baru, produk baru dan kebiasaan baru. Model bisnis baru dirancang dengan mengganti, menggabungkan, mengadopsi, menyesuaikan,  menghilangkan, atau bahkan menata ulang secara keseluruhan  model bisnis yang lama.

Selaras dengan reformasi birokrasi yang menjadi suatu kewajiban instansi pemerintah sebagai bentuk praktik baik dalam menjalankan pemerintahan agar wujud pemerintahan yang bersih dengan berorientasi pada pelayanan publik, maka Aparatur sipil negara sebagai pelaku utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik dituntut untuk memahami perubahan. Dari pelaku ekonomi kita dapat belajar bahwa adanya pandemi mendorong lahirnya perilaku baru, kebiasaan baru  yang kemudian melahirkan kebutuhan kebutuhan baru dan untuk memenuhi lahirnya kebutuhan baru tersebut, yang dilakukan sektor ekonomi adalah adaptasi, kolaborasi dan inovasi.

Disisi sosial banyak pelajaran yang bisa kita ambil tentang bagaiaman kearifan lokal mampu menguatkan masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19 baik melalui tindakan preventif, promotive penanggulangan covid-19 maupun gerakan solidaritas kepada yang terdampak covid-19. Adanya kesadaran kolektif, partisipasi, kebersamaan, gotong royong dan musyawarah menjadi kekuatan besar dalam mencapai tujuan bersama. Jika nilai nilai tersebut kita jadikan sebagai pegangan dan menjadi jalan hidup berorganisasi tentunya reformasi birokrasi akan mampu berjalan secara harmonis, menjadi nafas bagi semua ASN yang mampu memberikan perubahan pola layanan pemerintah menjadi lebih baik.

Berawal dari kesadaran kolektif akan pentingnya reformasi birokrasi, menjadikan penuntun langkah bagi ASN. Dengan partisipasi atau keterlibatan ASN disemua lini maka roda reformasi akan berjalan secara harmonis, dengan kebersamaan dan gotong royong reformasi akan menjadi suatu hal yang ringan untuk dijalankan. Dengan musyawarah kita bisa memastikan reformasi birokrasi menjadi kepentingan dan kebutuhan bersama.

Reformasi birokrasi membutuhkan penyesuaian tata kelembagaan agar tercipta kultur organisasi yang baru. Adaptasi dalam konteks reformasi birokrasi dilakukan dengan merubah tata kelembagaan organisasi menjadi lebih lentur dan birokrasi yang ringkas. Kolaborasi dapat dilakukan dengan membangun suatu platform kolaboratif yang memungkinkan adanya pertukaran informasi dan data  dari satu unit kerja dengan yang lainnya. Inovasi dalam kontek reformasi birokrasi adalah merupakan suatu tuntutan baru dalam mempermudah dalam melakukan pelayanan publik. Dan untuk mampu melakukan hal tersebut ruh reformasi birokrasi harus tertanam dalam diri semua ASN melalui adanya kesadaran kolektif, kebersamaan, gotong royong, partisipasi dan musyawarah


UMI-BBPOM di Yogyakarta 

No comments:

Post a Comment