INFORMASI OBAT DAN MAKANAN

menu

Sunday, 26 June 2022

Bersatu, Bangkit dan Tumbuh Bersama BADAN POM Melalui Komoditas Obat dan Makanan yang Berdaya Saing

 

Bersatu dalam Kemajemukan

Bangsa Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke, terdiri dari berbagai macam agama, suku bangsa, budaya dan ras. Oleh karena itu masyarakat Indonesia disebut masyarakat majemuk atau multiculture. Kemajemukan masyarakat dapat menimbulkan konflik social, tetapi jika berjalan secara selaras, serasi dan harmonis akan tercipta integrasi social. Indonesia dikenal dengan kemajemukan masyarakat, baik dari sisi etnisitas maupun budaya serta agama dan kepercayaannya. (Lestari Moeridjat, www.lestarimoeridjat.com).

Kemajemukan juga menjangkau pada tingkat kesejahteraan ekonomi, pandangan politik serta kewilayahan, yang semua itu sesungguhnya memiliki arti dan peran strategis bagi masyarakat Indonesia. Meski demikian, secara bersamaan kemajemukan masyarakat itu juga bersifat dilematis dalam kerangka penggalian, pengelolaan, serta pengembangan potensi bagi bangsa Indonesia untuk menapaki jenjang masa depannya. Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat berpotensi membantu bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang bersama. (Lestari Moeridjat, www.lestarimoeridjat.com).

Badan POM yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia, sedikit banyak membawa kearifan lokal sesuai area tugasnya. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh metodelogi pendekatan petugas Badan POM ke masyarakat setempat dalam berkomunikasi, memberikan informasi atau pun dalam hal mengedukasi. Kearifan lokal atau ciri khas masing-masing unit kerja Badan POM yang tersebar di wilayah Indonesia disatukan dalam Visi yang sama, yaitu Obat dan Makanan aman bermutu dan berdaya saing untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Kedekatan BPOM dalam mewujudkan Kemajuan Sebuah Bangsa

Pembangunan manusia adalah sebuah proses pembangunan yang bertujuan agar mampu memiliki lebih banyak pilihan, khususnya dalam pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Oleh karena itu, indikator kemajuan suatu bangsa salah satunya bisa diketahui melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, Kesehatan, Pendidikan dan sebagainya. Pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami kemajuan. Pada tahun 2019, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mencapai 71,92. Angka ini meningkat sebesar 0,53 poin atau tumbuh sebesar 0,74 persen dibandingkan tahun 2018. (www.bps.go.id)

Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai instansi pemerintah sekaligus instansi milik masyarakat Indonesia memiliki peran yang signifikan dalam mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kiprah dan kedekatan dengan masyarakat diharapkan ikut mengungkit tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan salah satu misi Badan POM yaitu memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha Obat dan Makanan dengan keberpihakan terhadap UMKM dalam rangka membangun struktur ekonomi yang produktif dan berdaya saing untuk kemandirian bangsa.

Berdasarkan data Kemenperin, Industri produk makanan dan minuman Indonesia mampu mencatat nilai ekspor tertinggi sepanjang tahun 2019, penyetor terbesar terhadap nilai investasi pada periode Januari-September 2019 dan paling banyak menyerap tenaga kerja di sektor manufaktur. (http://mediaindonesia.com). Dengan capaian tersebut, Badan POM harus terus berbenah dalam pendampingan industri makanan dan minuman agar proses dan hasil dari indutri makanan dan minuman semakin berkualitas sehingga semakin memiliki daya saing di kancah internasional dan juga memberikan kemanfaatan bagi konsumen berupa produk yang aman dikonsumsi, hal tersebut berpengaruh langsung pada kualitas sumber daya manusia (SDM).

Ada sebuah istilah yang sepertinya sudah familiar, yaitu musik dikenal dengan bahasa universal karena dapat dinikmati oleh semua kalangan dan dengan musik insan manusia dapat saling berkomunikasi hingga bisa menyentuh segala lapisan masyarakat. Komoditas obat dan makanan (lebih tepatnya Obat, Obat Tradisional, Kosmetik dan Makanan) merupakan kebutuhan primer manusia sehingga tidak pernah lepas dari perbincangan semua insan manusia. Tidak berlebihan jika komoditas obat dan makanan bisa dijadikan sebagai alat komunikasi universal sekaligus perekat di masyarakat. Iklan yang muncul di beranda media massa atau media social sebagian besar temanya adalah obat dan makanan. Selain itu, Mulai di pasar tradisional sampai dengan di pasar modern, antar daerah bahkan lintas negara, baik secara daring atau luring, obat dan makanan menjadi komoditas bisnis yang sangat gurih dan paling ramai.

 

Di dalam keseharian kita tidak bisa terlepas dari pembicaraan tentang makanan, baik itu apa yang akan dikonsumsi, bagaimana pembuatannya, bagaimana rasa dan kualitasnya. Obat, Obat Tradisional Suplemen pun sekarang menjadi kebutuhan yang selalu siap menemani hari-hari kita. Begitu juga produk kosmetik sudah tidak bisa lepas dari aktivitas kita, sejak bangun tidur sampai akan tidur kembali  ada banyak pilihan kosmetik yang bisa digunakan dalam menjaga dan merawat badan kita. Sebegitu intensnya manusia dengan komoditas tersebut, sehingga menjadi peluang bagi Badan POM untuk lebih dekat lagi dengan masyarakat dalam melayani serta memberikan kontribusi dalam mempersatukan dan memajukan bangsa.

Bentuk kedekatan Badan POM ke masyarakat melalui komoditas Obat dan Makanan telah banyak dilakukan. Komunikasi intens dengan pelaku usaha sejak sebelum produk di pasarkan (pre market) menjadi bukti Badan POM ikut serta dalam memajukan bangsa melalui peningkatan kesejahteraan di bidang ekonomi. Bahkan komunikasi berlanjut sampai pada saat pemeriksaan produk yang telah beredar di masyarakat untuk  memastikan kualitas dan keamanannya. Kedekatan Badan POM selain ke pelaku usaha tentunya ke masyarakat selaku konsumen komoditas obat dan makanan. Institusi ini memiliki tanggungjawab moral agar masyarakat bisa bijak dan cerdas dalam mengkonsumsinya. Hal itu telah dilakukan oleh Badan POM melalui kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) secara masif ke seluruh lapisan masyarakat, baik secara langsung (luring) atau melalui medsos (daring). Tindak kejahatan dalam bidang obat dan makanan merupakan hal yang pasti akan ada, oleh karena itu Badan POM juga telah mengantisipasinya dengan menyiapkan segala perangkatnya. Hal tersebut merupakan bentuk cintanya Badan POM ke masyarakat agar senantiasa terlindungi serta menciptakan ketertiban dari tindak kejahatan obat dan makanan.

Bangkit dan Tumbuh  bersama Badan POM

Adanya Pandemi Covid-19 sudah seharusnya menjadi momentum untuk menyatukan seluruh komponen bangsa. Tidak terkecuali dengan Badan POM, sebagai salah satu institusi negara yang memiliki tupoksi pengawasan di bidang pengawasan Obat dan Makanan, berkomitmen dalam penanggulangan Covid-19.  Peran aktif Badan POM di awal-awal masa pandemi diantaranya penggalangan bantuan baik dari internal pegawai BPOM ataupun dari berbagai perusahaan obat dan makanan  melalui program CSR. Meminjamkan mobil insenerator untuk pemusnahan limbah medis, meminjamkan alat PCR ke labkesda DKI Jakarta dan Labkesda NTB.  Meningkatkan kapasitas laboratorium PPPOMN dan Lab di Balai Besar/Balai POM untuk menjadi Laboratorium BSL 3 dan/atau Biosafety Level 3 untuk pengujian Covid 19 serta peningkatan kapasitas SDM penguji Badan POM. Badan POM juga menyusun berbagai dokumen terkait Covid 19 diantaranya Informatorium Obat penanganan Covid 19, Obat Covid 19 di Pelayanan Kesehatan, Pedoman Pengawasan Pemasukan Obat Covid 19 melalui Jalur khusus, Pedoman Pelayanan Publik dalam kondisi Pandemi yang berisi percepatan perizinan untuk meningkatkan akses obat dan memenuhi ketersediaan obat di dalam negeri, Dokumen langkah strategis Badan POM dlaam penanganan Obat Covid 19 (www.pom.go.id).

Pada masa pandemi, Badan POM juga tetap aktif memberikan KIE kepada masyarakat. Dengan terbitnya 10 buku informasi di bidang Obat Tradisional dan suplemen kesehatan dalam rangka menghadapi Covid 19, diharapkan masyarakat bisa memilih dengan bijak dan cerdas dalam memilih produk obat dan makanan aman untuk melindungi diri dan keluarga (www.pom.go.id).

Upaya Badan POM bangkitkan semangat UMKM untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui peningakatn kemudahan berusaha serta proaktif untuk melakukan pendampingan kepada pelaku UMKM. Tujuan dari upaya yang dilakukan tersebut adalah meningkatkan kapasitas serta daya saing UMKM. Upaya ini tentunya juga sangat sejalan dengan UU Cipta Kerja yang menjadi komitmen Pemerintah dalam meningkatkan daya saing UMKM melalui percepatan perizinan (www.pom.go.id).

UMKM sebagai salah satu pilar pemulihan ekonomi nasional, harus terus didampingi agar UMKM kuat, siap menciptakan produk berkualitas dan menjadikan produk UMKM sebagai tuan rumah di negeri sendiri dan berjaya di pasar global. Dengan upaya terus menerus BPOM dalam melakukan pendampingan terhadap UMKM tidak berlebihan jika Badan POM kini menjadi sahabatnya UMKM.

Miftiani_BBPOM di Yogyakarta 

No comments:

Post a Comment