A. Pendahuluan
Delapan
bulan sudah kita menghadapi bencana yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya
yakni pandemi Covid-19. Wabah Covid-19 saat ini masih terus melanda dunia,
termasuk Indonesia. Begitu cepatnya wabah pandemi Covid19 ini menyebar, membuat
semua Negara melakukan upaya preventif, kuratif dan promotif. Satgas Pencegahan dan Penanggulangan
Covid-19 Badan POM dalam Buku Serba Covid (2020; 4) menyatakan
bahwa “Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus
Corona baru (novel coronavirus/nCov).
Virus Corona baru mirip dengan keluarga virus yang menyebabkan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan
sejumlah influenza biasa”. Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan banyak hal,
keadaan ini menuntut untuk banyak melakukan kreativitas untuk mengatasi musibah
“pagebluk” yang entah kapan akan berakhir. Beruntung kita mewarisi sikap
optimisme dan pantang menyerah nenek moyang bangsa kita yang terbentuk dari
tantangan alam dan kondisi geografis Nusantara. Saat pandemi datang, budaya
masyarakat yang penuh solidaritas dan gotong royong kembali membara mendukung
langkah-langkah yang dilakukan pemerintah.
B. Bakti di Masyarakat dan Organisasi
Saat ini, berbagai sektor terdampak
dengan adanya pandemi Covid-19, terutama sektor kesehatan dan ekonomi. Banyak
karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) karena perusahaan tidak mampu lagi bertahan. Sebagai
Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah selayaknya banyak
bersyukur karena relatif aman dari risiko adanya PHK. Dengan bersyukur maka
akan banyak hal yang bisa dilakukan, sebagai wujud kecintaan terhadap organisasi terutama Badan
POM dan organisasi wadah tunggal pegawai yakni Korps Pegawai Republik Indonesia
(KORPRI). Beberapa hikmah positif dapat diambil oleh ASN sebagai dampak adanya pandemi
Covid-19 antara lain dapat bekerja melalui work
from home (WFH), dapat meningkatkan kompetensi dengan biaya murah dan tidak
terbatas karena saat ini banyak seminar atau bimbingan teknis yang dilakukan
secara daring, dapat menyumbangkan tenaga dan pemikiran untuk ikut berperan
serta mengatasi pandemi Covid-19 dan dapat beramal sebanyak-banyaknya.
Kini
saatnya abdi Negara untuk berkiprah, berkontribusi, melayani dan mempersatukan
bangsa. Memanfaatkan momentum ini sebaik-baiknya untuk menghilangkan stereotip
pegawai di masa lalu yang dikenal sebagai pelayan masyarakat yang lambat,
berbelit-belit, tidak tertib dan bahkan korupsi. Kegiatan positif dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan etis/ tanggung jawab social (the social responsibility/ athical
approach) yang dikenalkan Benita Steyn pada tahun 1960 bahwa “usaha secara
etis, moral dan tanggung jawab sosial diharapkan memberikan respons atas
masalah sosial di masyarakat”. (Dr.
Leila Mona Ganiem, M.Si.; Buku Komunikasi Korporat; 2019; 28 ).
Abdi Negara dapat menjadi agen perubahan dengan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk melakukan kegiatan
untuk perubahan, tentunya perubahan yang menyenangkan, perubahan yang
menyejahterakan dan perubahan yang membanggakan. Sebagai abdi Negara banyak hal
yang bisa kita lakukan baik bersama organisasi maupun bersama masyarakat,
antara lain :
1. Menyumbangkan
tenaga sebagai relawan kesehatan dan peralatan laboratorium
Sebagai
instansi yang mempunyai fasilitas laboratorium, Badan POM telah berinovasi
dengan ikut berperan dalam melakukan uji konfirmasi Covid-19. Badan POM telah
membuka kesempatan bagi seluruh karyawan untuk menjadi relawan penguji
laboratorium. Dibutuhkan jiwa besar dengan pengorbanan tenaga dan waktu untuk
ikut melaksanakan kegiatan tersebut. Mereka inilah satu diantara para pejuang
di garda depan yang rela mengorbankan apa saja termasuk nyawanya sendiri untuk
melayani dan mengobati pasien Covid-19. Peralatan uji laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk uji deteksi Covid-19 di lingkungan Badan
POM juga bisa dipinjamkan kepada pihak-pihak terkait untuk dimanfaatkan (lihat
gambar 1)
Gambar
1. Peminjaman Alat PCR BBPOM di
Yogyakarta ke
RS Karyadi untuk Deteksi Covid-19
2.
Literasi melawan hoaks
Di
tengah kemajuan teknologi saat ini, hoaks atau informasi palsu merupakan
penyakit baru, pemakaian gawai sebagai sumber utama informasi, membuat hoaks
dengan cepat menyebar. Disinilah tantangan sebagai ASN untuk dapat membanjiri
semua media informasi baik cetak, media daring, grup-grup percakapan virtual
maupun media sosial dengan konten yang baik, benar dan positif. Pesan yang
positif dan terus menerus diterima oleh masyarakat diharapkan mampu
menggerakkan hati nurani menjadi aksi nyata. ASN dapat menjadi pejuang lawan
hoaks dengan membuat konten berisi informasi terkait Covid-19 seperti
infografis, video, puisi, lagu, pantun, selain itu dapat menyisipkan materi
Covid-19 disela-sela materi obat dan makanan yang disampaikan misalnya di event-event penyuluhan (lihat
gambar 2) dan tentu saja dengan tak lelah-lelah mengajak masyarakat untuk
mengedepankan prinsip cek fakta dan selalu “saring sebelum sharing”.( Menyambut Pahlawan Masa Kini;
Koran Merapi; 2020; 12)
Gambar 2. Giat BPOM Menyapa,
salah satu upaya menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat
3.
Melayani dengan protokol kesehatan
Masa
pandemi Covid-19 tidak menghalangi ASN untuk terus melayani masyarakat, baik
secara luring maupun daring, tentu dengan menerapkan protokol kesehatan seperti
mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak. Saat ini instansi
pemerintah telah menyediakan sarana yang mendukung penerapan protokol kesehatan
seperti menyediakan wastafel untuk mencuci tangan, menyediakan hand sanitizer, pengecekan suhu badan
dan melaksanakan disinfeksi secara rutin. Adanya pandemi Covid-19 tidak boleh
menjadi penghalang bagi ASN untuk terus bersikap profesional, inovatif,
mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan (lihat gambar 3).
Keberadaan
Badan POM saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, dimana isu-isu tentang
produk yang sedang naik daun antara lain tentang obat dan vaksin penangkal
virus, produk jamu herbal yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga
tahan terdap virus dan produk-produk makanan beku yang sangat praktis di era pandemi
seperti ini. Para pelaku usaha produk tersebut sangan membutuhkan pelayanan dan
pendampingan dari petugas-petugas Badan POM.
Gambar
3. Tekad melayani dengan baik tertulis pada masker petugas BBPOM
4.
Membangun solidaritas dengan pojok
berbagi
Berbagai
kegiatan untuk menggalang solidaritas di era pandemi Covid-19 telah dilakukan
oleh Badan POM beserta unit pelaksana teknisnya dalam bentuk penggalangan dana,
bakti sosial dan sedekah lainnya. Salah satu kegiatan inspiratif telah
dilakukan oleh salah satu ASN BBPOM di Yogyakarta dengan membuat wadah bersedekah
“Pojok Berbagi”, dengan pojok berbagi ini maka bersedekah dapat dilakukan kapan
saja, siapa saja dapat berpartisipasi untuk ikut bersedekah, apa saja bisa
disedekahkan dan siapa saja yang membutuhkan bisa mengambil sedekah tersebut.
Pojok Berbagi bisa diisi dengan sedekah sembako, pakaian baru atau pantas
pakai, masker, buah dan sayuran atau yang lainnya. Dengan adanya gerakan pojok
berbagi ini, diharapkan dapat membangun semangat solidaritas terutama bagi
lingkungan di sekitar tempat tinggal dan di lingkungan kerja. (lihat gambar 4,
5 dan 6)
Gambar
4. Pojok Berbagi ASN BBPOM di Yogyakarta
Gambar
5. Masyarakat memanfaatkan sedekah di Pojok Berbagi
ASN harus menyadari pentingnya membangun komunikasi ketika krisis, ASN harus menjadi role model di lingkungannya, dengan membangun pola pikir (mindset) yang positif, bahwa sedekah tidak akan membuat seseorang menjadi miskin, sedekah dapat melimpahkan rezeki, sedekah dapat mendatangkan inspirasi dan sedekah dapat menjadi penolak bala serta obat dari penyakit. Melakukan sedekah secara rutin tanpa disadari akan membuat hari-hari yang dijalani penuh dengan sesuatu yang menakjubkan, semua kesulitan akan terasa mudah. Banyak orang yang masih membutuhkan uluran tanganmu, inilah saatnya ASN bersedekah. Sedekah dapat digunakan sebagai salah satu pengetuk hati nurani untuk pembentukan konsep diri ASN menjadi perekat bangsa. Sedekah tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, antar golongan (SARA), dalam naungan KORPRI, ASN Badan POM siap bersatu dan berkontribusi dalam mengatasi pandemi Covid-19. Dengan memberikan aksi yang positif diharapkan masyarakat juga memberikan respon yang postif, mengacu model komunikasi John C. Zacharis dan Cloeman C. Bender dalam buku Speech Communication (1976; 35), model stimulus-respon atau S-R (positif-positif) digambarkan seperti pada gambar 7.
Gambar 7. Model S-R
(positif-positif)
C. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa adanya
wabah pandemi Covid-19 jangan sampai menyebabkan penderitaan global di masyarakat, ASN dapat mengambil
makna positif dibalik adanya musibah ini. Berdasar Laporan Tahunan Badan POM tahun 2019, ada 4.681 ASN
di Badan POM yang menyebar di seluruh Indonesia, yang dapat menjadi aset besar untuk
digerakkkan menjadi agen perubahan yang menyenangkan, menyejahterakan dan
membanggakan. Pandemi Covid-19 tidak menjadi penghalang bagi ASN untuk terus
melayani masyarakat dan
melaksanakan aksi nyata yang sesuai dengan butir-butir Pancasila dan Panca
Prasetya Korpri. ASN dapat berperan dengan dengan
menyumbangkan jiwa, raga, harta dan pemikirannya. Gerakan Pojok Berbagi
merupakan salah satu bentuk bakti abdi Negara di masa pandemi
Covid-19, untuk membentuk karakter yang ikhlas berbagi dan semangat membangun
solidaritas di lingkungannnya, ASN sebagai perekat Bangsa siap melayani
dimanapun berada.
Yogyakarta,
16 November 2020
Wulandari,
STP - HP 085228634009
Penulis adalah salah satu dari 40 kandidat
PNS Inspiratif KemenpanRB tahun 2020
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Dr.
Leila Mona Ganiem, M.Si.; Komunikasi Korporat; 2019; Prenamedia Group; Jakarta
2.
Prof.
Dedy Mulyana, M.A., Ph.D.; Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar; 2014; PT Remaja
Rosdakarya; Bandung
3.
Dr.Ir.Penny
Kusumastuti Lukito, M.C.P. dkk; Serba Covid; 2020; Rosda; Satgas Pencegahan dan Penanggulangan
Covid-19 Badan POM; Jakarta
4.
Prof.Dr.Widodo
Muktiyo; Menyambut Pahlawan Masa Kini; 2020; Koran Merapi; Yogyakarta
5.
Laporan Tahunan Badan POM; 2019; Jakarta
No comments:
Post a Comment