Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap, dan sebagainya.
Bersin adalah
keluarnya udara semi otonom yang terjadi dengan
keras lewat hidung
dan mulut. Udara ini dapat mencapai kecepatan
70 m/detik (250 km/jam). Bersin dapat menyebarkan penyakit lewat
butir-butir air yang terinfeksi yang diameternya antara 0,5 hingga 5 µm. Sekitar 40.000 butir air seperti itu dapat dihasilkan dalam satu kali
bersin.
Batuk terjadi karena
rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran
pernapasan, bahkan telinga).
Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat saraf ke pusat batuk yang
berada di otak. Di sini
akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk
mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.
Sedangkan
bersin merupakan reaksi penyesuaian untuk menyingkirkan ingus yang mengandung
partikel atau gangguan asing dan membersihkan rongga hidung. Saat bersin,
lelangit ("palate") lembut dan uvula lendut sementara belakang lidah
naik untuk menutup sebagian rute ke mulut agar udara yang disingkirkan dari
paru-paru bisa dikeluarkan melalui hidung. Oleh karena penutupan mulut adalah
sebagian, sejumlah besar udara ini biasanya juga dikeluarkan melalui mulut
Menurut World
Health Organization (WHO), COVID-19 dapat menyebar melalui hidung
atau mulut saat seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau batuk, yaitu
melalui droplet atau percikan cairan yang dikeluarkan seseorang ketika batuk
atau bersin. Virus yang ada dalam droplet itu
kemudian bisa masuk kedalam tubuh orang lain melalui mata, hidung atau mulut.
Dalam
sebuah percobaan di Jepang, NHK menemukan bahwa ketika seseorang batuk sekali
di ruang tertutup seukuran ruang studio, sekitar 100.000 tetesan dapat
dilepaskan dalam beberapa detik.Tetesan besar terlihat jatuh ke lantai dalam
waktu 20 hingga 30 detik. Tetesan mikro, bagaimanapun, tetap di udara untuk
waktu yang lama, hal ini tentu saja membuat orang lain dalam ruang rentan
terhadap kemungkinan infeksi. Tentunya hal seperti ini juga terjadi jika
seseorang yang terinfeksi COVID-19 bersin atau batuk. Dengan batuk tunggal yang
mampu menyebarkan 100.000 tetesan, tetesan mikro juga dapat menyebar selama
percakapan sederhana. Ini membuat orang berisiko terinfeksi hampir setiap saat.
Batuk atau bersin bukan merupakan gejala positif terinfeksi virus corona,
melainkan demam, batuk kering, kelelahan dan mengalami sesak nafas karena
penyakit ini menyebabkan lesi paru-paru
dan pneumonia.
Batuk atau bersin adalah gejala yang dapat disebabkan oleh masuknya
benda asing ke dalam saluran napas, tersedak akibat minum susu, menghirup
asap rokok dari
orang sekitar, masalah emosi dan psikologis (untuk batuk psikogenik).
Batuk dan bersin juga dapat menandakan adanya infeksi di saluran pernapasan bagian atas (ISPA), alergi, asma atau tuberculosis.
Dra. Rossy Hertati, MP, Apt-BBPOM di Yogyakarta
No comments:
Post a Comment