INFORMASI OBAT DAN MAKANAN

menu

Thursday, 21 May 2020

Apa itu Batuk, Apa itu Bersin



Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap, dan sebagainya.

Bersin adalah keluarnya udara semi otonom yang terjadi dengan keras lewat hidung dan mulut. Udara ini dapat mencapai kecepatan 70 m/detik (250 km/jam). Bersin dapat menyebarkan penyakit lewat butir-butir air yang terinfeksi yang diameternya antara 0,5 hingga 5 µm. Sekitar 40.000 butir air seperti itu dapat dihasilkan dalam satu kali bersin.



Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat saraf ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.

Sedangkan bersin merupakan reaksi penyesuaian untuk menyingkirkan ingus yang mengandung partikel atau gangguan asing dan membersihkan rongga hidung. Saat bersin, lelangit ("palate") lembut dan uvula lendut sementara belakang lidah naik untuk menutup sebagian rute ke mulut agar udara yang disingkirkan dari paru-paru bisa dikeluarkan melalui hidung. Oleh karena penutupan mulut adalah sebagian, sejumlah besar udara ini biasanya juga dikeluarkan melalui mulut

Menurut World Health Organization (WHO),  COVID-19 dapat menyebar melalui hidung atau mulut saat seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau batuk, yaitu melalui droplet atau percikan cairan yang dikeluarkan seseorang ketika batuk atau bersin. Virus yang ada dalam droplet itu kemudian bisa masuk kedalam tubuh orang lain melalui mata, hidung atau mulut.
Dalam sebuah percobaan di Jepang, NHK menemukan bahwa ketika seseorang batuk sekali di ruang tertutup seukuran ruang studio, sekitar 100.000 tetesan dapat dilepaskan dalam beberapa detik.Tetesan besar terlihat jatuh ke lantai dalam waktu 20 hingga 30 detik. Tetesan mikro, bagaimanapun, tetap di udara untuk waktu yang lama, hal ini tentu saja membuat orang lain dalam ruang rentan terhadap kemungkinan infeksi. Tentunya hal seperti ini juga terjadi jika seseorang yang terinfeksi COVID-19 bersin atau batuk. Dengan batuk tunggal yang mampu menyebarkan 100.000 tetesan, tetesan mikro juga dapat menyebar selama percakapan sederhana. Ini membuat orang berisiko terinfeksi hampir setiap saat. 
Batuk atau bersin bukan merupakan gejala positif terinfeksi virus corona, melainkan demam, batuk kering, kelelahan dan mengalami sesak nafas karena penyakit ini menyebabkan  lesi paru-paru dan pneumonia.

Batuk atau bersin adalah gejala yang dapat disebabkan oleh masuknya benda asing ke dalam saluran napas, tersedak akibat minum susu, menghirup asap rokok dari orang sekitar, masalah emosi dan psikologis (untuk batuk psikogenik).
Batuk dan bersin juga dapat menandakan adanya infeksi di saluran pernapasan bagian atas (ISPA), alergi, asma atau tuberculosis.

Dra. Rossy Hertati, MP, Apt-BBPOM di Yogyakarta

No comments:

Post a Comment